Dear Covid-19 (PART 1)

Jakarta, 19 Juni 2020

Haloo kalian generasi masa sekarang dan masa datang yang kemungkinan kecil membaca tulisan ku ini saat kalian mengetik keywords Covid-19 di google..
Tulisan ini adalah tulisan pertama ku di tahun 2020 setelah sekian lama vakum menyentuh keyboard laptop selain untuk skripsi, hehe..
Hari ini tepat 3 bulan sudah aku berada di rumah dalam keadaan sehat tidak kurang satu apapun secara fisik dan mental tetapi dengan status tidak bekerja.
"Syukur la kalo kamu sehat, tapi kenapa tidak bekerja?"
"Duh aku turut sedih kamu tidak bekerja, semangat ya."
"Susah cari kerja di masa pandemi ini, masih bertahan kan sampai akhir tahun?"
"Bukannya kamu resign dengan status sudah mendapatkan pekerjaan? nyesel donk sekarang?"

Yaa, begitu ungkapan sebagian orang yang ku kenal dan sudah sangat ku hafal untuk menjawabnya, hehe..
Disini aku menulis bukan marah pada keadaan atau menyalahkan orang lain yang bersimpati kepadaku atau bosan menjawabnya. Tapi aku ingin berbagi kalau aku banyak mendapatkan pelajaran dan sisi positif dari masa pandemi ini dan ingin berbagi dengan harapan kalian yang di masa ini dan masa datang ketika terjadi pandemi lagi tidak kehilangan harapan.

"ah kamu cari pembenaran aja, biar kamu tenang"
"ah syukur kamu itu hanya kamuflase"
"sulit kali melihat sisi positif ketika menjadi kamu, jangan pura-pura"

Yaah, aku hanya memiliki sebuah keyakinan bahwa semua badai pasti berlalu. Begitu pula dengan pandemi Covid-19 yang sangat mengejutkan dan menyebar secara luas.
Hai Covid-19, inilah ungkapan bersyukur dan merajuknya aku kepada kamu :

Dear Covid-19,

Bagaimana kabar mu sekarang? Semakin bahagia atau khwatir karena kami manusia masih berusaha mencari cara untuk sembuh dari mu?
Aku ada di Indonesia yang dengan lantangnya merasa terbebas dari kamu. Ternyata, kamu tidak melewati ku dari perangkapmu..
Aku bersyukur sampai hari ini aku sehat. Tapi, karena kamu sudah hadir, ternyata banyak hal yang terjadi karena kamu..
Salah satu dampak terbesar adalah kelumpuhan ekonomi yang bisa dikatakan sudah terjadi (pemutusan kerja besar-besaran, pemotongan gaji besar-besaran, dll).
Hal ini terjadi karena kami manusia berusaha mencari cara untuk mencegah kamu semakin meluas. Tetapi, yang kami dapatkan ialah rasa ketakutan akan perut yang lapar dan hutang yang tertunggak karena minimnya penghasilan dan kamu masih tetap aja menjangkit semakin menjadi-jadi.

Aku adalah salah satu korbanmu yang sekarang berstatus jobless yang tidak direncanakan. Semua rencana ku diawal untuk melangkah di karir yang baru, kamu hentikan seketika karena tempatku mencoba terdampak karena kamu covid-19. Di saat seperti ini aku harus berfikir positif atau negatif?

Apa yang ku lakukan sekarang ? Bagaimana cara aku tetap produktif ? Bagaimana meyakinkan diri ini kalau aku masih tidak apa-apa ?

To be continue...

Ola











Comments

Popular posts from this blog

Torehan Kecil Saat OSN :D

KAMU !

Final Chapter ~